Last Updated on August 8, 2019
“Anakku makannya banyak, tapi kok beratnya segitu-gitu aja?”
“Duh, lagi GTM (Gerakan Tutup Mulut) nih! Gimana dong ya? Seharian ini cuman minum susu aja.”
“Anakku picky eater banget! Maunya makan nasi sama kerupuk aja.”
Sounds familiar moms and dads? Pasti pernah mempunyai atau setidaknya mengenal orang tua yang memiliki permasalahan yang sama seperti diatas. Yap, permasalahan makan pada bayi maupun balita. Rasanya lika liku dunia parenting tidak lengkap kalau belum memasuki episode bayi GTM atau mogok makan lainnya. Saking banyaknya situasi dan kondisi yang challenging dalam memberikan makan, saya sudah sering membahas beberapa tips dan tricknya di blog post terdahulu.
Menurut saya, memberikan makan (dan membuat anak mau memakan makanan tersebut) merupakan hal yang paling krusial sekaligus paling susah dalam mengurus anak. Mau tidak mau, kita harus mempersiapkan makanan yang bergizi demi tumbuh kembang yang optimal.
Selain itu, kita juga harus kuat menghadapi respon anak yang kadang tidak sesuai harapan saat waktu makan. Cung siapa yang merasakan hatinya terpoteque ketika sudah susah-susah menyiapkan makanan (yang menurut kita) lezat eh tapi tidak dimakan. Mamak sedih naaak, hiks!
Baca Tips Ber-MPASI dan Solusi untuk Menjawab Kebutuhan Nutrisi Anak
Permasalahan makan ini erat hubungannya dengan tumbuh kembang bayi. Jika kita memberikan asupan gizi yang baik, tentu tumbuh kembangnya akan optimal. Sebelum mencapai usia 6 bulan, bayi mendapatkan semua kebutuhan gizinya dari ASI.
Namun ketika usianya sudah lebih dari 6 bulan, ASI saja tidak mencukupi kebutuhan gizi yang dibutuhkan. Sehingga diperlukan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sehari-hari. Nah, apakah asupan nutrisi yang diberikan kepada anak sudah cukup?
Kebutuhan Gizi Bayi dan Batita
Perut anak di usia 6 bulan ternyata hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa. Namun bayi pada usia tersebut memerlukan nutrisi 5x lebih banyak dari orang dewasa. Sehingga pemberian MPASI harus mencukupi dengan kualitas zat gizi yang baik serta seimbang.
Baca Kiat Menjaga Anak Tetap Sehat di 1000 Hari Pertama Kehidupan
Tentu kita tidak ingin anak kekurangan asupan gizi, tapi sebenarnya bayi itu perlu apa saja sih? Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2013, Angka Kebutuhan Gizi yang diperlukan untuk anak dari usia 6 bulan hingga 3 tahun adalah sebagai berikut.
Sayang sih datanya masih dalam bentuk satuan ukur dan bukan satuan yang applicable seperti sekian sendok nasi atau sekian potong daging. Jadi bisa langsung diaplikasikan di kegiatan sehari-hari, seperti yang saya suka di liat di factsheet mengenai MPASI dari Australia atau New Zealand.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), ASI hanya mensuplai zat besi sebesar 0.2 mg. Cukup jauh dari kebutuhan batita per harinya. Sehingga sisanya harus didapatkan dari MPASI. Jika zat besi tidak mencukup kebutuhan sehari-hari, maka ada resiko anak akan terkena kekurangan zat besi atau Anemia Defisiensi Besi.
Kondisi tersebut akan menghambat perkembangan tubuh dan otaknya. Anak akan lebih mudah terserang penyakit karena penurunan daya tahan tubuh serta akan menghadapi kesulitan belajar dan masalah perilaku dikemudian hari.
Saya sendiri juga sempat deg-degan dengan asupan nutrisi Rio. Pernah ada suatu masa (dan masih berlanjut sampai sekarang sih hahahaduh) berat badan Rio dan tinggi badannya tidak pesat naik. Ya segitu-gitu aja. Kalau diukur di growth chart untuk anak seumuran dia, ya cukup rendah meskipun tidak ada di bawah kurva. 🙁
Kalau sudah begitu, memang lebih baik konsultasi dengan dokter anak sehingga dapat segera ditangani. Better late than never! Apalagi saya serem dengan fenomena stunting yang sedang gencar di sosialisasikan dampaknya oleh pemerintah. Duh jangan sampai!
Selama ini, ada beberapa tips dan trick yang diberikan kepada saya agar asupan gizi anak terpenuhi. Salah satu solusi yang diberikan oleh dokter anak Rio adalah untuk memperbanyak asupan protein agar berat badannya naik dengan pesat. Bisa dengan menggunakan metode double protein pada setiap kali makan. Ada juga metode untuk memberikan 5-6 telur puyuh 2 hari sekali untuk memboost berat badan anak.
Baca Kelas Gizi Food For Kids Indonesia: Gizi Pas Anak Cerdas
Jangan lupa juga untuk selalu ingat komponen 4* (empat bintang) pada setiap sesi makan. Meskipun Rio sudah tidak MPASI bubur atau nasi tim, namun saya selalu ingat untuk selalu menyajikan karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sayuran di setiap makannya. Termasuk juga untuk sesi sarapan. Meskipun Rio sudah makan roti coklat, namun saya suka tambahkan sayuran kukus dan sedikit scrambled egg.
Tapi kan anak saya makannya dikit-dikit? Nah, bisa diakalin dengan menggunakan porsi makan yang sedikit namun sering. Bisa juga digunakan metode porsi makan yang makin lama makin ditambahkan. Metode kedua ini yang disarankan dokter anak saya untuk Rio. Biar perutnya besar dan makannya tambah banyak hahaha.
Permasalahan terjadi ketika sebagai contoh, makanan yang mengandung zat besi tinggi seperti daging sapi harus dikonsumsi oleh bayi sekitar 400 g per hari untuk memenuhi kebutuhan zat besi hariannya. Cukup banyak kan ya! Hal ini tentunya sulit dilakukan karena kapasitas lambungnya yang kecil dan belum lagi masalah anak susah makan. Oleh karena itu, salah satu solusi adalah untuk memberikan snack yang lebih “berbobot”.
Maksud dari snack yang berbobot adalah memberikan snack yang mampu memenuhi kebutuhan zat gizi yang mungkin tidak bisa dipenuhi oleh ASI atau MPASI rumahan saja. Salah satu caranya adalah dengan menyelingi pemberian ASI dan MPASI rumahan dengan CERELAC, karena dengan 1 mangkuk CERELAC yang diperkaya oleh zat besi, zink, vitamin dan mineral dapat membantu pastikan kebutuhan nutrisi Si Kecil untuk mendukung tumbuh kembang bayi dan balita.
1 Mangkok CERELAC, Pastikan Nutrisi untuk Anak
Dalam 1 mangkuk CERELAC, terdapat zat besi hingga 65% AKG serta vitamin mineral lainnya untuk dukung pemenuhan kebutuhan nutrisi harian anak. Jadi kita tidak usah was-was jika MPASI rumahan yang kita buat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Cukup dengan 1 mangkuk CERELAC, pastikan nutrisi harian Si Kecil terpenuhi.
Selain sebagai tambahan asupan nutrisi, CERELAC tentunya berkualitas dengan bahan baku dipilih dengan sedemikian rupa sampai ke benih, petani serta peternaknya untuk menjamin keamanan pangan dan juga kualitasnya. Produknya juga sudah melalui pengujian dan standar yang ketat sehingga dipastikan aman untuk anak.
CERELAC MPASI juga sudah terfortifikasi dengan vitamin, mineral, makro dan mikronutrien, serta zat besi dengan berbagai pilihan rasa dan tekstur sesuai tahapan usia. Asal diingat untuk dibuat sesuai takaran loh ya agar kandungan nutrisinya sesuai dengan yang ditulis dalam kemasan. Kadang juga saya mendengar ada teman yang ngemil CERELAC karena enak dan sudah terbiasa hahaha. Bisa juga untuk orang dewasa ternyata.
Kids growth and development waits for no one! Dia akan terus tumbuh dan berkembang setiap hari. Oleh karena itu, saya tidak mau tertinggal memberikan anak asupan nutrisi yang terbaik. Kalau terlewat, pasti akan menyesal di akhir. Jadi tetap semangat memberikan anak asupan gizi yang terbaik ya, moms and dads! Ingat badai pasti berlalu hehehe. Semoga apa yang kita usahakan di hari ini, berbuah manis di esok hari. Happy raising healthy kids, all!
#Tenangajabunda #CERELACmamamyuk #mpasi #mpasi6bulan
* Info lebih lanjut bisa visit: www.mamamyuk.co.id