Last Updated on April 9, 2021
Hello moms and dads! Pada hari Sabtu, 28 Juli 2018 kemarin, saya bersama perwakilan @ibuibukotahujan berkesempatan untuk mengikuti acara Kelas Gizi Food For Kids Indonesia (@foodforkidsindonesia) yang dilaksanakan di Resto Simpel, Taman Yasmin Bogor.
Apa Itu Food For Kids Indonesia?
Food For Kids Indonesia adalah bagian dari FoodReview Indonesia, dimana terdapat ada berbagai artikel, resep, info, dan tips seputar pangan saat hamil, lahir, bayi dan balita.
Food For Kids Indonesia mulai menginisiasi Kelas Gizi, yang merupakan sebuah mini seminar seputar masalah gizi bayi dan anak. Kebetulan, kemarin adalah sesi Kelas Gizi pertama yang memiliki judul “Gizi Pas, Anak Cerdas: Tips Memenuhi Gizi Anak Sekolah“. Menarik ya?
Narasumbernya juga terpercaya dimana pada sesi kali itu, Prof. Ali Khomsan (Guru Besar Pangan & Gizi IPB) memberikan penjelasan mendalam mengenai kebutuhan gizi anak bayi, balita dan khususnya anak sekolah.
Para peserta yang mayoritas ibu-ibu terlihat antusias mengikuti kegiatan ini (termasuk saya hehehe). Semua kursi hampir terisi penuh! Acara dibuka dengan penjelasan singkat mengenai Food For Kids Indonesia. Setelah itu, Prof. Ali dipersilahkan menyampaikan materi.
Pentingnya Masa Golden Age Anak
Prof. Ali memulai penjelasan mengenai pentingnya perkembangan anak pada masa Golden Age atau Periode Emas yang terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan. Di masa ini adalah tahap awal pertumbuhan anak dan waktu dimana otak berkembang sangat pesat.
Selain menjadi jendela kesempatan atau Window of Opportunity, ternyata periode ini juga merupakan masa kritis atau Critical Period. Kalau tidak diperhatikan, bisa jadi perkembangan otak tidak maksimal dan juga rawan kurang gizi. Tinggi badan anak akan terus tumbuh hingga usia 18 tahun, namun otak sudah hampir mencapai ukuran maksimal pada umur 3 tahun. What a short time!
Dijelaskan pula kebutuhan seorang anak, yaitu :
- ASUH (kebutuhan biomedis) : asupan gizi
- ASIH (kebutuhan emosional) : kasih sayang
- ASAH (kebutuhan akan stimulasi) : proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan
Ketiga kebutuhan anak ini harus berjalan dan saling mendukung. Apabila asupan gizi cukup namun tidak mendapatkan stimulasi dan pendidikan, maka hasilnya juga tidak akan optimal. Begitupula sebaliknya. Semakin baik pengasuhan yang diberikan, maka semakin baik status gizi dan kualitas perkembangan anak.
Genetik dan nutrisi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun aspek lingkungan yang paling menentukan. Contohnya adalah keberhasilan akademik. Apakah IQ merupakan yang paling menentukan? Tidak, ada faktor lain yaitu nutrisi, motivasi, keterampilan dan kemampuan berpikir yang baik. Semua itu didapatkan dari pengaruh lingkungan (eksternal).
Anak Perlu Makan Agar Nutrisi Tercukupi
Untuk mendapatkan gizi dan nutrisi yang cukup, maka anak perlu makan. Seringkali ini merupakan masalah, betul? Berbagai episode GTM datang dan pergi dan malah datang lagi. Terdapat beberapa alasan anak susah makan, diantaranya :
- Keturunan – Ibu Bapaknya juga ada yang susah makan hahaha
- Keterusan dengan makanan bayi alias tidak naik tekstur dari bubur ke nasi tim ke nasi biasa
- Orang tua overcontrol
- Susu dan snack terlalu banyak – jadi malas makan makanan biasa
- Sedang tidak bahagia
- Infeksi/sakit
Beberapa solusi yang dapat digunakan adalah dengan memberikan hal yang disukai dan menarik. Sebagai contoh, jika anak tidak suka sayuran, buatkanlah crispy vegetable atau potongan sayur dengan bentuk menarik. Jika tidak mempan, tingkatkan konsumsi buah.
Selain hal yang disukai, coba biarkan anak mengambil anak sendiri. Give them the freedom to choose and eat whatever they want. Jangan lupa beli apresiasi apabila mereka menghabiskan makanan, sehingga bisa menjadi motivasi untuk menghabiskan makanannya lagi.
Pada anak usia sekolah, ada perilaku gizi salah yang harus diperhatikan orang tua yaitu :
- Tidak mengkonsumsi menu gizi seimbang (sekarang bukan 4 sehat 5 sempurna lagi ya)
- TIDAK SARAPAN
- Jajan tidak sehat
- Kurang mengonsumsi sayur dan buah
- Mengonsumsi fast food dan junk food.
Hal tersebut harus dirubah demi mendapatkan nutrisi yang baik bagi anak-anak.
Kebutuhan gizi anak sekolah adalah sebagai berikut :
- Karbohidrat : 4 porsin nasi (1 porsi = 100 gram) dalam sehari
- Serat : 20-30 gram sehari (setara 3-4 porsi buah dan sayur)
- Protein : 45-50 gram sehari – sebaiknya lauk nabati 3 porsi (ex: 3 potong tempe) dan lauk hewani 2 porsi (ex: 2 potong daging)
- Snacking : 1-2 kali sehari buah atau pangan berserat (batasi yang manis berlemak, jangan berlebihan!)
- Gula & Sirup : dibatasi 1 hari maksimal 50 gram (4-5 sendok makan)
Ternyata Sarapan Itu Penting!
Satu hal penting yang disampaikan Prof. Ali adalah perilaku di kelas dan performa akademik siswa berhubungan dengan kebiasaan sarapan. Nilai ujian juga lebih tinggi loh dengan sarapan dibanding tidak. Sayang di Indonesia, berdasarkan penelitian yang ada, hanya sekitar 40-60% siswa yang sarapan pada pagi harinya. Jumlah ini berkurang seiring dengan bertambahnya umur. Iya sih ya makin kesini saya juga jarang sarapan.
Beberapa alasan mengapa tidak sarapan adalah tidak ada waktu, tidak suka/tidak terbiasa makan pagi atau orang tua tidak sempat menyiapkan makanan. Prof Ali memberikan beberapa saran untuk sarapan, yaitu dengan mengonsumsi whole grain. Whole grain membuat kita merasa kenyang lebih lama dan bisa juga untuk mengurangi obesitas, diabetes dan juga penyakit jantung.
Beberapa hal menarik (menurut saya ya hihi) yang disampaikan Prof. Ali adalah :
- Ibu hamil dan menyusui harus rajin makan ikan agar mendapatkan omega 3 dan omega 6.
- Ayam resto fried chicken bukan junk food tapi fast food. Junk food adalah makanan tinggi kalori tapi rendah gizi. Ayam bergizi baik namun kadar garam yang tinggi yang membuatnya kurang baik bagi kesehatan.
- Anak bisa lebih tinggi daripada orang tuanya (YES ALHAMDULILLAH).
- Perbedaan tinggi badan batita (laki-laki) Indonesia vs Eropa makin lama semakin meningkat. Pada 1 tahun hanya ada 3 cm perbedaan pada rata-rata. Pada 2 tahun menjadi 4 cm dan pada 3 tahun menjadi 4 cm. Pada usia remaja perbedaan ini bisa mencapai 15 cm.
- Stunting adalah kondisi dimana anak lebih pendek daripada tinggi rata-rata yang dianjurkan untuk umurnya.
- Anak stunting tidak selalu seperti anak malnutrisi (terlihat sakit dan kurang gizi). Anak yang stunting juga aktif dan sehat namun memang tingginya lebih pendek.
- Gizi is about moderation. Jangan kekurangan dan jangan kelebihan.
- Bentuklah pola makan yang menyenangkan dengan makan bersama keluarga.
- Waktu makan anak usahkan teratur dan hati-hati dengan pemberian snack atau susu yang terlalu banyak atau dekat dengan waktu makan.
- Jangan benci suatu makanan, nanti anak kita meniru hehehe.
- Susu kedelai vs susu sapi jumlah kalsiumnya sama tapi kemampuan manusia untuk mencernanya beda.
- Susu bubuk adalah teknologi yang dibuat di Indonesia karena pada waktu itu, mayoritas penduduk Indonesia tidak memiliki kulkas. Sementara susu cair harus disimpan di kulkas apabila tidak langsung dihabiskan dalam 1 hari.
- Di Amerika Serikat, tidak ada klasifikasi susu berdasarkan umur (ex: untuk balita, anak-anak, remaja, orang tua) melainkan klasifikasi berdasarkan kadar lemak (skim vs full).
- Susu bubuk sama saja kandungan gizinya dengan susu cair asal takarannya tepat.
Masih Ada Kelas Gizi Lainnya Loh!
Cukup menarik dan berbobot ya materinya? Tenang jika kalian ketinggalan materi ini, Food For Kids Indonesia berencana membuat Kelas Gizi setiap bulan! Tentunya dengan tema yang berbeda dan tidak kalah seru.
Selain mendapatkan ilmu, kita bisa mendapatkan doorprize, goodybag menarik dan juga makan siang. Alhamdulillah kemarin saya mendapatkan dua doorprize dari hasil bertanya dan mempunyai nomer undian beruntung hehehehe. Apa saja doorprizenya? Salah satunya akan saya review ya! Berikut adalah para pemenang doorprize lainnya 😀 Guess which one I am?
Bagi yang ingin tau lebih lanjut mengenai Food For Kids Indonesia, bisa langsung follow instagramnya atau membuka situs webnya. Jangan lupa juga untuk follow @ibuibukotahujan untuk kegiatan parenting yang bermanfaat lainnya ya! See you on the next event!
banyak pentingnya nih artikel. nggak nyesel mampir ke sini.
Keren banget ini materinya mbak..jadi bisa belajar bareng ya. Apalagi anakku termasuk yg suka pili2 makanannya.
Kalau dari kecil saya sudah dibiasakan untuk sarapan sebelum berangkat sekolah ataupun memulai aktivitas, tapi ya meskipun kadang makan dulu baru mandi. Wkwkw
Ternyata di Amerika klasifikasi susu pun ada ya mbak buat yg berlemak. Coba deh di Indonesia diterapkan
Waah pelajaran menarik nih, aku tertarik pada klasifikasi susu ala America jadi yang dilihat pada kadar lemaknya hmm bagus bgt
Waduh, kalo udah kena serangan GTM ini bisa bikin mamihnya uring2an juga loh. Apalagi kalo seharian berlangsung…. Hmm, bisa jengkel sendiri. Bener2 melatih kesabaran.
Persoalan gizi ini gampang-gampang mudah ya, maka sebagai ibu kita mesti paham benar biar anak tumbuh dengan baik
Artikel nya lengkap mba..
Jadi pengen juga ikut sharing seperti ini. Memang ya kita para mommy untuk urusan mengkontrol gizi anak susah-susah gampang. Tapi memang musti kita jalankan pengontrolan asupan makan nya anak-anak. Makasih mba sharing nya
Duh GTM… my baby is for now :”’ semakin besar anak semakin banyak varian makanannya, semakin besar challenge nya 😀
Sejak menikah terutama punya anak, saya sangat memperhatikan asupan gizi keluarga kecil saya. Agr mereka selalu sehat dan terjaga
14 poin itu bukan lagi hal menarik mbak, tapi memang pengetahuan banget buat masyarakat.. Dan selalu yah, apresiasi memang diperlukan 👌
whua menarik sekali mba acaranya. pengen iih ikut yang beginia. oiya mba mau tanya itu yg kebutuhan protein si 3 potong tempe dan 2 lauk hewani untuk 1x makan atau dalam sehari?
Kalau bicara soal gizi anak ini kadang suka keder deh. Anakku ini 22nya picky eater. Si abang ga doyan sayur sedangkan adek maunya makan pakai telooor terus, yang lain ga mau dan ditolak.
Sementara ahli gizi dan dokter2 gencar menyebar ilmu ttg pentingnya 1000 hari pertama. Duh semoga anak2ku ga ada masalah yaa.
Asuh, asih, asah… Wah, bagus banget tiga kata yg diperhatikan ini. Anak ak klo masalah asuh problem banget. Dy agak picky waktu masih ASI. Akhirnya Asihnya jg dilema krn emak stress ngasih makan. Alhamdulillah, pas udah lepas ASI dy enak makannya.
anak saya susah banget makan buah
sayur milih milih juga
padahal katering sekolahnya memenuhi gizi seimbang
tapi tidak selalu dihabiskan khususnya sayur
klu sarapan dia suka sereal
Duh, masalah naik tekstur ini yang sering jadi PR. Dulu Luna begitu soalnya, soalnya kalo makan nasi porsinya dikit dan jadi lamaaa sekali. TFS ya mbaa
halo mbaa. Jadi paham kan aku baca tulisan ini sehingga tahu apa yang harus diberikan kepada anak
Materi yang bagus banget yaaa… seneng deh kalo ikut acara2 begini jadi nambah pengetahuan.
Asuh, Asih, Asah, 3A yang jadi resep turun temurun juga dalam hal mendidik dan mendukung tumbuh kembang anak dalam keluargaku. Mama suka rewel klo para cucunya diasuh sembarangan. Dan ini memang benar sih ya, Mbak, anak-anak yang sejak dini diperhatikan asupan nutrisinya, diasuh dan didik dengan baik, akan tumbuh jadi anak-anak gemilang di kemudian hari.
Klo ngeluh ke ibuku tentang anak-anak yang susah banget di suruh makan, ibuku selalu bilang “kamu juga dulu gitu”. Zzzzzzz emang bener deh, faktor keturunan jadi salah satu penyebab kenapa anak susah makan.
Awalnya aku kira cuma mitos kalau snack bisa menurunkan nafsu makan anak pada makanan yang biasa dan sehat. Ternyata benar ya. Harus lebih concern tentang hal ini nih.
Seru juga acara di Bogor. Kabarin ya kalau ada acara dari food for kids lagi. Pengen tahu lebih dalam tentang makanan bagi anak-anak.
aku termasuk orang yang paling sering skip sama yang namanya sarapan hahaha.. tapi gak mau anak-anak kayak ibunya, jd sebisa mungkin mereka wajib sarapan sebelum jam 9 pagi.. 😀