Last Updated on September 12, 2020
Siapa yang doyan ngemil, ngacung! Saya termasuk yang suka ngemil, apalagi dulu sebelum nikah hihi. Nah sekarang, ada langkah ngemil bijak atau #NgemilBijak yang diinisiasi oleh Mondelez yang mengajak kita semua untuk makan dengan lebih bijak.
Emang sih urusan perut ini agak susah hahaha, apalagi kalau banyak makanan enak-enak, ngehits, atau menarik yang ada di sekitar kita. Nah bagaimana cara agar kita bisa memakan dengan lebih bijak, lebih menyayangi tubuh tapi masih bisa makan ini itu?
Kebetulan saya mengikuti webinar Mondelez Indonesia dan IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) yang membahas soal cara ngemil bijak dengan baik dan benar. Menghadirkan Tara De Thouars (Psikolog Klinis), Alfa Kurnia (Ketua Divisi Blog IIDN) dan Ibu Khrisma Fitriasari (Head of Corporate Communication Mondelez Indonesia) sebagai narasumber, banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan.
Penasaran apa saja? Baca terus blogpost ini ya.
Kebiasaan Ngemil Orang Indonesia
Orang Indonesia banyak yang suka ngemil! Menurut Mbak Tara, kebersamaan itu penting bagi orang Indonesia. Nah, saat bersama-sama itu, kegiatan favorit kita semua adalah makan! Ternyata kegiatan makan kecil atau ngemil ini juga erat hubungannya dengan psikologis kita. Selain itu merupakan habit atau kebiasaan.
Menurut data yang disampaikan, dibandingkan rata-rata global, orang Indonesia lebih banyak mengonsumsi cemilan daripada makanan berat! Alasannya beragam sih, karena mungkin keterbatasan waktu, atau memang lebih enak ngemil aja daripada makan makanan berat. Dan ini 80% terjadi pada millennials.

Ada beberapa alasan kenapa orang Indonesia suka ngemil. Paling besar sih untuk meningkatkan mood, untuk mengisi me time, dan untuk mendapatkan rasa nyaman. Yaa, kaya kalau lagi dikejar deadline aja, banyak setoran tulisan. Kalau ga ditemani cemilan, rasanya ada yang kurang ya. Malah kadang ga bisa mikir hahaha.
Keluarga Saya Suka Ngemil!
Bagaimana dengan keluarga saya? Sama hihi, ternyata kita sekeluarga juga suka ngemil. Meskipun sekarang saya frekuensi ngemilnya jauh dibawah waktu masih single wkwkwk. Sekarang saya lebih hati-hati dalam memilih cemilan atau makanan yang ingin dimakan. Kenapa? Children see, children do.
Ternyata memang orang tua bisa menurunkan kebiasaan ngemil dan camilan favorit ke anak. Sebanyak 92% responden dari sebuah survey menyatakan bahwa camilan yang mereka berikan ke anak, terinspirasi dari camilan yang diberikan orang tua mereka.
Peran Ibu Sangat Besar
Disinilah peran Ibu sangat besar. Saya sadar kenapa saya suka ngemil adalah karena Ibu saya juga suka ngemil! Tapi Ibu saya punya gen kurus sementara saya tidak HAHAHA. Jadi yang gendut ya saya doang. Yes, life is that unfair wkwk.
Mbak Alfa juga menjelaskan peran ibu sangat besar dalam keluarganya yaitu menjadi role model keluarga, termasuk memiliki beban dan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, saya sekarang lebih aware tentang makanan dan camilan yang dikonsumsi anak.
Saya juga lebih sering beli buah karena anak saya suka snacking atau ngemil. Selain itu, saya juga mengurangi frekuensi “jajan” anak hahaha. Soalnya mintanya permen atau coklat. Pengennya sih Rio punya habit snacking atau kebiasaan ngemil yang baik.
Karena sekarang juga sekolah ala ala dari rumah (bersama Ibu wkwk), saya juga sudah mengajarkan mana yang healthy food dan mana yang junk food. Biar dia tau mana yang bisa dimakan atau dicemil setiap hari, dan mana yang boleh dimakan sedikit saja.

Mengenal Ngemil Bijak (#NgemilBijak)
Ibu Khrisma menjelaskan lebih lanjut soal inisiasi Mondelez untuk meluncurkan kampanye #NgemilBijak di bulan Mei kemarin. Jadi selama ini memang banyak stigma negatif soal kegiatan ngemil. Nah, dari sini, Mondelez ingin mengajak kita semua untuk ngemil secara lebih sadar atau #NgemilBijak.
Cara Mudah #NgemilBijak
Bagaimana cara #NgemilBijak? Ada tiga cara yaitu :
- Kenapa saya ingin ngemil?
Kenali isyarat tubuh yang membuat kita ingin ngemil. Misalnya apakah karena lapar ataukah perlu untuk mengembalikan mood. - Camilan apa yang saya inginkan?
Perhatikan porsi camilan dan nikmati camilan tersebut dengan perlahan. Take your time~ Perhatikan waktu saat kita ngemil juga. - Bagaimana saya menikmatinya?
Saat ngemil atau makan, usahakan memaksimalkan semua indera dan kenali kapan harus berhenti. Atau bisa dilakukan juga mindful eating, yang akan saya bahas lebih dalam di bawah ini yaa.
Do We Pity or Love Our Body?
Ini merupakan satu pertanyaan yang wajib kita tanyakan ke diri sendiri, terutama kalau mau ngemil, ujar Mbak Tara. Wah disini saya juga langsung tertegun sih. Sebenarnya kita makan tuh karena kita ingin atau butuh? Sama kaya soal finance ya hahaha.

Kalau udah ngerasa ga enak karena seringkali kita korbankan badan kita demi nyicip yang enak-enak terlalu banyak, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Yang pertama adalah kita harus segara benahi perilaku makan kita. Coba untuk lebih mindful dalam memilih makanan dan juga mengonsumsi makanan.
Berikutnya, kita harus lepas dari rasa cemas dan guilt. Bisa jadi kita malah ngemil lebih banyak. Pokoknya what’s done it’s done dan kita harus fokus memperbaiki kekurangan kita di masa depan. Yang terakhir adalah memilih pilihan yang lebih baik. Mana yang badan kita butuhkan? Mana yang bisa kita skip atau kurangin?
Mbak Tara juga menambahkan tiga tips mengenai hal ini untuk para ibu, yaitu
- Ubu dapat membenahi perilaku makan sehingga menjadi contoh yang baik untuk anak. Bisa dilakukan dengan mindful eating agar tidak kelebihan asupan
- Mengatasi kecemasan dan perasaan bersalah, yang malah membuat ibu tidak memberikan yang terbaik buat anaknya. Contohnya, anaknya pengen coklat tapi tidak boleh, malah nangis-nangis. Ibunya galau dan kasian, akhirnya dikasih juga coklatnya.
- Mengutamakan apa yang lebih baik untuk anak, bukan sebatas apa yang diinginkan.
Langkah Makan & Ngemil yang Benar
Mbak Tara juga membagikan beberapa langkah makan & langkah ngemil bijak yang benar. Salah satu yang paling menarik sih cara mindful eating. Ternyata beberapa tips di bawah cukup mudah loh, tinggal kitanya saja yang konsisten & semangat melakukannya.
1. Cek Signal Tubuh
Selalu cek signal tubuh terutama dari perut. Apakah kita lapar beneran? Ini physical atau emotional hunger? Seberapa banyak saya harus makan? Memang perlu banyak latihan dalam hal ini. Jika kita bisa cek signal tubuh dengan baik, kita tau apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.
2. Relaksasi
Turunkan emosi dan tingkatkan logika sebelum makan. Tetap tanyakan kepada diri kita sendiri, apakah ini pilihan yang tepat? Apakah ini pilihan yang terbaik? Apakah ini sesuai kebutuhan? Apa yang perlu saya lakukan?
Salah satu teknik yang bisa dilakukan sambil memikirkan ini adalah Box Breathing. Dengan begini, frekuensi “kalap” akan berkurang.
3. Mindful Eating & Snacking
Ini yang paling saya suka karena saat webinar, ada contohnya loh! Intinya kita memakan dengan memaksimalkan 5 panca indera kita. Kita disuruh melihat makanannya, menciumnya dulu, menyentuh, meraba hingga mengunyah dengan pelan.

Jangan pikirin hal lain ya! Namanya juga mindful, kita hanya fokus kepada makanan kita. Kadang kan kalau ngemil, kita sambil kerja, sambil baca, sambil nonton. Nah, hal ini yang membuat kita tidak fokus dan bablas dalam ngemil.
Buktinya ketika saya melakukan hal ini, cukup makan 1 potong wafer aja udah kenyang hahaha. Berarti memang ga physical hunger, hanya emotional aja pengen icip-icip. Selain itu, saya bisa benar-benar merasakan rasa wafer coklat. Ga hanya lewat doang kalau sambil makan sembari mengerjakan deadline wkwk.
4. Tunggu Sebentar
Kalau sudah beres makan sebagian cemilan, tunggu dulu sekitar 15-20 menit. Apaka kita ingin nambah lagi atau tidak? FYI kalau kita makannya cepat, biasanya kita ga kenyang-kenyang. Makanya penting banget to take our time while we eat.
Ini juga bisa menjadi sebuah delay gratification dalam jangka panjang, karena kita bisa menahan hawa nafsu untuk ngemil lagi dan lagi hehehe. Tubuh kita akan berterima kasih.
5. Bersyukur
Bersyukur untuk apapun makanan yang masuk ke tubuh kita. Walaupun kadang ga sesaui target, tapi tetap harus kita syukuri. Mindset kita juga harus berfokus pada masa depan, tidak usah menyesali apa yang terjadi tapi yang penting planning untuk kedepannya bagaimana.
Saya tidak akan ngemil dahulu sampai malam.
Saya akan menakar cemilan.
Saya akan memilih cemilan yang sesuai dengan tubuh saya.
Tips & Info Lainnya
Ada beberapa tips dan info tambahan yang disebutkan dalam webinar kemarin, yaitu :
- Mendelez dalam waktu dekat akan menaruh label #ngemilbijak di kemasan, untuk mendukung mindful snacking.
- Makan banyak biar tidak sakit sih kurang tepat, harusnya makan sesuai kebutuhan nutrisi. Tidak usah terlalu banyak.
- Teman anak memang banyak berpengaruh ke pola makan anak. (Iya banget karena Rio jadi suka jajan lihat temannya huhu)
- Kalau terbiasa makan diganti ngemil, kita perlu memikirkan baik buruknya dan juga relaksasi. Apakah kita perlu ngemil yang kadang hanya kalori kosong (kalori tinggi tapi sedikit nutrisi) atau malah makan berat saja?
- Orang tua tetap harus mengawasi pola makan anak dan diusahakan agar teratur.
- Pengenalan sayur dan buah lebih baik dilakukan sejak dini
Bagaimana sudah jelas tentang langkah ngemil bijak yang dapat dilakukan ini? Semoga tulisan saya dan juga materi saat webinar bisa berguna ya untuk kalian. Yuk mulai sekarang, kita budayakan #ngemilbijak, dimana makanannya pas untuk tubuh dan gak ada lagi rasa bersalah. 😀
Oiya, apa kalian sudah ada yang menerapkan langkah ngemil bijak diatas ini? Berhasilkah? Silakan tinggalkan cerita kalian di kolom komentar ya 🙂
“Tulisan ini (Langkah Ngemil Bijak untuk Anak dan Keluarga) diikutsertakan dalam lomba Ngemil Bijak yang diadakan oleh Ibu-Ibu Doyan Nulis”

Hihi saya tuh yang suka ngemil disambi mengerjakan yang lain. Sambil baca, nulis, dll.. kebiasaan begini emang yang bikin bablas..
Bagus banget ini pembahasan #NgemilBijak
Selama ini saya ngemil, ya ngemil aja gitu. Padahal ga gitu, ya. Apalagi kalau camilannya makanan-makanan yg kurang sehat. Harus lebih bijak lagi ke depannya berarti.
aku sih nggak suka ngemil mba, tapi anakku yang paling kecil nih kalau aku bilangnya cuma bobo aja mulutnya dia diem karena selaluuuu ngemil dan makan terus, boleh di coba deh nih tipsnya biar ngemil terus tapi tetap harus bijak agar tidak jadi penyakit untuk tubuh juga ya kan
saya suka banget ngemil eh suka kalap juga hahaha duh mulai harus dikontrol ya hasrat ngemil ini, dicoba deh biar bisa lebih sehat Aamiin
Huhu, aku kayaknya pity tuh. Ngemil seenaknya. Gak mikirin apa pun. Dan kebiasaan ini, beneran nurun ke anak-anak. Dobel-dobel deh guilty-nya. Kudu banget nih aku nerapin tips ngemil bijak ini.
Kalau ngemil bijak pasti aman aman aja ya mbak…
Karena sesuai kebutuhan tubuh
Penting banget ya take our time gak buru2 ngemilnya apalagi sampai habis tak bersisa. Tunggu sebentar 15-20 menit agar tubuh kita bisa ngasih sinyal ya sebenarnya udah bs brenti ngemil atau masih mau lanjut ya hehe
saya kalau ngemil kadang suka kebablasan, euy. pantesan aja badan nggak kurus-kurus. hihi. setelah ikutan webinar ngemil bijak kemarin jadi berusaha buat lebih nahan diri
Sampai sekarang masih susah untuk mempraktekkan mindful eating huhuu thanks buat artikelnya, mbak
Aku suka banget Mba, setiap hari jumat selalu deh yang aku cari dari promo JSM ya snack dan biskuit2 untuk camilan dirumah. Baru 3hari ini anakku yang besar minta burger juga, akhirnya aku beli bun dan beefnya untuk bikin dirumah
Bener banget nih ngemil harus bijak apalagi selama pandemi dirumah aja pasti iseng mau ngemil terus
Aku ikut webinar ini juga dan alhamdulillah Kebiasaan ngemil jadi lebih terkontrol. Bukan sekadar ngaruh ke weight btapi lebih ke mengontrol pikiran. Dan makan camilan yang sehat Aja hehe apalagi peran ibu ini penting banget menciptakan budaya ngemil anak
Bayangin ngemil sambil relaksasi itu gimana ya mbak teknis ya? Apa tarik napas beberapa kali buat mikir mau ngemil apa nggak?
boleh di coba ini tips ngemil bijaknya, maklum saja kalau saya dan keluarga kalau dah makan bablas semua juga di makan