Last Updated on February 17, 2021
Hai hai! Lanjut lagi ke post ini yaa. Bagi yang belum baca post sebelumnya silahkan melipir ke Materi : Cara Menulis Artikel Beauty di Sesi Ngopi Cantik #5 bersama Beautiesquad. Materi pada saat kulwap atau Ngopi Cantik semuanya ada di situ, jadi bagi yang tidak kebagian seat, bisa langsung membaca materinya ya!
Sekarang saya akan post sesi tanya jawab. Hmm, penasaran kan apa saja yang ditanyakan oleh para peserta Ngopcan #5 bersama Beautiesquad ke Beauty Journal’s Head Editor, Grisselda Nihardja alias Griss? Bagaimana cara menulis artikel beauty yang baik dan menarik? Yuk disimak dibawah ini!
List Pertanyaan
Kesulitan Terbesar
Apa kesulitan terbesar buat temen-temen beauty journal khususnya dalam meng-create sebuah artikel? Bagaimana solusinya?
Kami lebih menganggap kesulitan sebagai challenge, biar optimis semuanya bisa dilalui. Challengenya gak jauh-jauh seputar mengolah 1 topik untuk jadi beberapa angle yang berbeda dan fresh. Karena kami online media yang setiap hari harus menaikkan artikel-artikel dan topik di kolam “Beauty” kan seperti yang kita tahu hanya itu-itu saja. Maka, gimana caranya supaya bisa selalu ada artikel yang fresh?
Solusinya lebih ke melatih tim editorial untuk punya skill mengolah topik yang lebih kreatif. Misalkan dari 1 topik “lipstik lokal”, sebenarnya banyak angle yang bisa kita bahas. Contoh:
- Rekomendasi Lipstik Lokal Bernuansa Nude yang Tidak Buat Wajah Terlihat Pucat
- 5 Brand Lipstik Lokal yang Perlu Anda Ketahui
- Lipstik Lokal yang Harganya di Bawah Rp100.000 Namun Punya Kualitas Memuaskan
Nah, cara pikir dan melatih untuk lihat angle dari berbagai macam sisi ini yang dicoba diajarkan
dan diterapkan di tim Beauty Journal.
Struktur Artikel
Struktur artikel itu sebenarnya apa? Seperti apa sih struktur artikel yang benar?
Struktur artikel maksudnya kerangka artikel. Pembuatannya kira-kira meliputi 3 aspek ini:
- Intro: be creative, bisa menyoroti fear/desire, atau masalah
- Isi artikel: poin-poin penjabaran. Usahakan sistematis.
- Closure: kesimpulan, pertanyaan balik untuk engagement atau mengundang audience untuk komen (call to action).
Be objective dan sebisa mungkin hindari statement terlalu judgemental. Di bagian isi artikel, kita bisa break down per penjabaran dalam 1 subtitle supaya pembaca lebih enak bacanya.
Review Negatif/Tidak Cocok
Sehalus apa kita harus mengungkapkan review negatif / ketidakcocokan dengan produk tertentu? Soalnya kan kadang juga tergantung jenis kulit, juga berpengaruh ke image penulis di mata brand.
Yes, tentu ada aja ya produk yang nggak cocok ya saat dipakai. Saat menuliskan produk-produk yang
seperti ini, usahakan supaya tidak menghina produk/brand-nya. Mengungkapkan pendapat atau pengalaman kita tentu harus ya, karena namanya juga review. Cara mengemasnya yang perlu diperhatikan, usahakan ditulis dengan cara yang sopan walau produk itu tidak semutakhir yang kita harapkan.
Perlu hati-hati jika memang kita ada kerjasama dengan brand yg sifatnya sudah berbayar. Semua harus dikomunikasikan di depan terutama jika memang belum pernah coba dan ada risiko kurang cocok sama kulit. Penting banget diinfokan di awal dan jujur ke brandnya mengenai kondisi kulit kita.
Pada dasarnya brand suka review yg informatif. Beberapa brand bahkan suka dan welcome banget dengan review dan sudut pandang yang kritis. Balik lagi ke cara mengemasnya ya. Harus baik, sopan, dan malah sertakan beberapa input.
Nulis Selain Trend
Tadi disaranin ngeliat trend yg sering diperbincangkan, tapi kalo nulis yang lain dari yang lain apakah tidak bagus? Karena kalau banyak ditulis orang kan kesempatan dibaca makin dikit.
Tentu tidak apa-apa, kalau memang ada topik yang sudah ingin sekali ditulis, go for it! Saran untuk tren yang lagi hype/ramai diperbincangkan lebih ada hubungannya dengan SEO. Kalau topik itu banyak dicari, kesempatan untuk nyangkut dan muncul di Google Search makin besar dan kita bisa mendapatkan banyak organic traffic.
Mirip Tulisan Orang Lain
Kalau melihat ide dari orang kan kadang jd kebawa sama tulisan kita. Berapa komposisi maksimal kemiripan dengan tulisan lain?
Untuk mengumpulkan bahan, kita perlu cari source dari minimal 2 – 3 sumber yang beda. Tiap orang punya gaya nulisnya sendiri-sendiri dan cara memaparkan yang beda. Informasi yang sudah kita cek kebenarannya dari sumber-sumber itulah yang perlu kita jelaskan dengan gaya menulis kita sendiri.
Tembus ke Beauty Journal
Bisa dijelaskan tulisan yang seperti apa sih bisa tembus ke Beauty Journal? Ketentuannya seperti apa? Apa ada reward setiap tulisan yang tembus ke Beauty Journal?
Sekarang mengirim tulisan untuk Beauty Journal bisa melalui register di SOCO, lalu pilih menu Write Article di sana. Kriteria penulisan yang kami lihat adalah :
- Tulisan yang rapi
- Informatif (minimal 300 kata)
- Relevan untuk pembaca Beauty Journal (sebagian besar usianya 18 – 35)
- Lengkap dengan gambar/foto pendukung.
Sekarang kami lagi develop sistem poin untuk reward di SOCO. Namun selain itu, artikel yang tayang di Beauty Journal bisa dapet exposure lebih ke pembaca kami. Yang terseleksi pun akan di-post di social media Beauty Journal sehingga bisa dibaca lebih banyak orang.
Penulisan Sesuai Tata Bahasa
Untuk teknik penulisannya itu apakah gaya bahasanya harus sesuai EYD dengan kata sesuai KBBI atau bisa di campur dengan bahasa sehari-hari? Biasanya pembaca lebih suka gaya bahasa yg kayak apa?
Kalau untuk blog pribadi, bebas, karena sifatnya memang lebih personal. Kalau untuk Beauty Journal, karena media, semua penulis di tim editorial pakai kata-kata baku sesuai KBBI. Baku, tapi nggak kaku seperti jurnal ilmiah. Penulisan beberapa kata nggak baku juga masih kami pakai kok, tapi tidak mendominasi. Seperti saat nulis eyeliner ada yang bilang “beleberan”, ya itu gpp karena sudah sangat common di Indonesia, tinggal di-italic aja untuk menyiratkan itu beda dari yang lain/gak baku.
Jumlah Kata
Untuk tiap tipe artikel beauty yang sudah dijelaskan diawal, ada kriteria minimal berapa katanya kah?
Tipe artikel yang singkat (minimal 300 kata) di Beauty Journal biasanya untuk artikel yang sifatnya beauty news. Kalau untuk artikel-artikel tutorial, tips, biasanya 500 – 700 kata. Untuk review dan interview lebih panjang lagi, bisa 800 – 1200 kata.
Tapi masing-masing tergantung bahan dan pembahasannya juga. Kalau memang ada yang dirasa perlu dijelaskan lebih, tentu jadi lebih panjang.
Review yang Hemat di Kantung
Ada saran gak kira kira gimana caranya kita bisa nulis tentang review produk kecantikan yang istilahnya ‘hemat dikantong’?
Saranku start dari yang beneran masuk untuk budget kita aja. Jangan sampai bela-belain potong budget krusial buat beli barang. Apalagi sekarang banyak brand lokal atau produk yang harganya lebih affordable tp kualitasnya tidak kalah sama high-end brand. Malah kadang ini bisa jadi ciri khas, bisa jadi blog kamu memang dikenal buat spesialisasi review untuk barang drugstore.
Join community atau datang ke event2 juga bisa jadi salah satu opsi. Biasanya di goodie bag ada beberapa produk, nah itu bisa di-review juga
Mengulas Produk yang Sudah Popular
Kalau kita menulis lagi tentang produk yg udah diulas banyak banget sama orang, ini itungannya ketinggalan jaman ga? Ngaruh ga sama audience kita?
Untuk review, mulai dari produk yang dipunya tentu tidak apa apa. Agar bisa kasih review yang lebih in depth, sebagai penulis perlu beneran coba dan pakai produknya. Let’s start with what we have.
Fokusin lebih ke cara mengemas review dan deliver informasinya biar lebih menarik gimana ke pembaca. Saat blog sudah tergrooming dengan baik, traffic makin oke dan segmen & engangement audience juga makin oke, brand bisa lebih aware dengan kehadiran blogmu.
Nah bagaimana lengkap banget kan ya! Terima kasih Griss atas insight, tips dan cara menulis artikel beauty, yang sangat membantu blogger khususnya beauty blogger. Semoga bermanfaat! PS : Beauty Journal juga terintegrasi dengan Sociolla loh! Jadi bagi yang suka belanja di Sociolla, bisa pakai diskon kode SBN04AF91 dibawah ini untuk mendapatkan diskon Rp. 50.000,- (dengan minimal pembelian Rp. 300.000,-) . Cheers!