Health, Thoughts, Tips

Belajar Berdamai dengan Penyesalan

Last Updated on December 14, 2018

Hello helloooo! Lagi-lagi topik yang random tapi justru menurut saya agak berat, datang dari Blogger Perempuan 30 Day Blogging Challenge. Kalauย  tidak di challenge, kemungkinansaya besar tidak akan menulis soal penyesalan di blog ini hahaha. But, hey you need to step out of your comfort zone, eh?ย 

Ketika ditanya apa penyesalan saya saat ini? Hmmm, apa ya. Bingung juga soalnya saya termasuk orang yang berpikir untuk selalu cepat move on dan tidak memikirkan lagi hal-hal yang saya sesali. Abisnya kenapa saya menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk memikirkan sesuatu yang sudah berlalu? Waktu tidak akan terulang kembali. Might as well live with it.

Bacaย Cara Mudah Mengurangi Stress = Mencuci Piring!

Eits, tapi jangan pikir saya lupa dan tidak ingat-ingat lagi ya. Beberapa kali, penyesalan-penyesalan itu masuk ke pikiran kok. Apalagi pas saat mau tidur di malam hari HAHAHA. Lalu saya meringis karena rasa penyesalan itu datang lagi di saat mau tidur. Oh God why.

Bitmoji Image


Ada salah satu TED Talk Session yang saya tonton tentang penyesalan beberapa waktu yang lalu. Yang memberikan talk adalahย Kathryn Schulz, salah satu penulis the New Yorker dan pengarang buku โ€œBeing Wrong: Adventures in the Margin of Errorโ€. Temanya adalah Donโ€™t Regret Regret.

Eh gimana?

Kathryn Schulz menjelaskan bahwa penyesalan adalah emosi kita alami ketika kita memikirkan bahwa keadaan sekarang bisa lebih bahagia atau lebih baik ANDAI kita melakukan sesuatu yang berbeda di masa lalu.ย  Penyesalan itu wajar dan selalu ada di kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal-hal yang besar seperti salah memilih jurusan hingga hal kecil seperti ketinggalan kereta.

Justru kalau kita tidak pernah merasa menyesal, itu yang patut dicurigai.ย Tidak pernah merasa penyesalan merupakan salah satu diagnosa karakter psikopat. Beberapa orang yang tidak bisa merasakan penyesalan juga ternyata memiliki masalah pada bagian orbital frontal cortex pada otak mereka. Hmmmmm baik. Berarti merasa menyesal itu wajar. It makes us human.

Belajar Berdamai dengan Penyesalan
Courtesy of Pixabay

Jadi intinya, kita harus berdamai dengan penyesalan.ย Memang pada awal penyesalan, menurut Kathryn, kita pasti melewati empat fase ini yaitu :

  • Denial (penolakan)
  • Sense of bewilderment (tidak percaya hal itu terjadi)
  • Desire to punish ourselves (rasa pengen mengukum diri sendiri)
  • Perseverative (terobsesi dan mengulang-ulang kejadian)

Ketika pada akhirnya, kita lambat laun akan โ€œsadarโ€ dan mulai belajar move on atau menerima penyesalan itu. Nah biar keempat tahap itu cepat dilalui, ada beberapa tips yang diberikan oleh Kathryn dalam TED Talknya. Yaitu :

  1. Percaya bahwa banyak atau ada orang lain yang mempunyai penyesalan yang sama. We are not alone.
  2. Belajar mengetawai diri sendiri. But honestly, it is a bit hard to find humor in what you regret now. Butuh latihan ini mah.
  3. Biarkan waktu yang menyembuhkan penyesalan itu. Semakin jauh kita melangkah, maka semakin kita melupakan penyesalan. Lagian, jangan terlalu banyak menghabiskan energi dan pikiran terhadap hal-hal di luar kontrol kita ๐Ÿ™‚

Bacaย 5 Tips untuk Memiliki Pikiran yang Sehat

Belajar Berdamai dengan Penyesalan
Courtesy of Pixabay

Kalau dipikir-pikir, ada sih beberapa hal yang saya sesali. Diantaranya adalah penyesalan kenapa waktu itu tidak lanjut sekolah (S2) di luar negeri. Kalau dipikir-pikir seru juga bisa sekolah dalma waktu yang lama di luar, sekalian jalan-jalan hehehe. Saya juga ada penyesalan kenapa baru serius ngeblog di tahun 2015 hahahaha. Andai bisa lebih lama nyemplung ke dunia ini.

Tapi ternyata sekarang saya mengerti kenapa saya jalannya harus begini. Sepeti kata Steve Jobs, you can only connect the dots looking backwards. Situasi yang paling baik akan terjadi, Allah knows best ๐Ÿ™‚ Jadi tidak apa-apa menyesal tapi percayalah suatu saat nanti, keputusan dan jalan yang kita lalui memang yang terbaik untuk kita.

 

RELATED POST

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.