Last Updated on April 21, 2022
Siapa yang anaknya masih rutin ke dokter anak dan imunisasi saat pandemi? Umm, jujur saya juga awalnya agak was-was untuk membawa anak ke dokter dan vaksin atau imunisasi saat pandemi, terutama di tahun 2020-2021 kemarin. Tapi ternyata, dianjurkan untuk lengkapi imunisasi anak loh pada saat pandemi.
Pada webinar Kementerian Kesehatan bersama dengan GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia 2002 yang diselenggarakan tanggal 18 April 2022 kemarin dengan tema “Long Life for All – sehatkan keluarga, lewati pandemi dengan imunisasi lengkap”, saya semakin yakin untuk turut lengkapi imunisasi anak meskipun kondisi sedang pandemi. Memangnya kenapa? Silakan baca terus blog post ini ya.
Imunisasi Anak Saat Pandemi
Selama dua tahun terakhir, sejak dunia terdampak dengan pandemi, pelaksanaan layanan imunisasi cukup mengalami tantangan. Secara global, pada tahun 2020 WHO merilis terdapat 23 juta anak di bawah umur satu tahun yang tidak menerima imunisasi dasar. Ini merupakan angka tertinggi sejak tahun 2009. Padahal, imunisasi dasar ini penting untuk meningkatkan imunitas anak terhadap berbagai penyakit mematikan.
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan dan UNICEF melaporkan 84% dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak COVID-19 . Sebagai contoh, tidak sedikit posyandu yang tutup sementara sehingga beberapa jadwal imunisasi tidak ada atau malah tertunda. Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79.1% per Oktober 2021.
“Disamping sikap waspada terhadap virus COVID-19 yang terus dijaga, layanan imunisasi pada anak harus tetap diberikan untuk menghindari risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang diakibatkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi”, ujar Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine MKM.
Selama masa pandemi, pemerintah telah mengeluarkan dan mensosialisasikan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Petunjuk Teknis untuk mengatur pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin pada masa pandemi COVID-19 serta melakukan akselerasi imunisasi bagi anak yang belum lengkap statusnya.
Prosedur Imunisasi Saat Pandemi
Setelah melahirkan Dewo, saya sendiri pernah mengunjungi puskesmas untuk melakukan imunisasi dasar untuk Dewo. Memang secara umum yang saya lihat berbeda dari prosedur imunisasi saat pandemi adalah :
- Diterapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan sebelum masuk
- Pembatasan pasien di dalam puskesmas
- Harus selalu memakai masker (kecuali anak-anak di bawah 2 tahun)
Jam pemberian imunisasi tetap sama, yaitu dari jam 8 hingga jam 12. Selain itu, setelah imunisasi, kita semua langsung pulang (tidak keluyuran lagi lah~) dan langsung mencuci semua baju yang kami pakai, sekaligus mandi lagi. Yang penting protokol kesehatan harus ok, bawa anak kecil juga kan ya.


Pentingkah Imunisasi Anak?
Sangat amat penting! Saya sudah pernah bahas di blog post :
Imunisasi juga terbukti efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah beragam penyakit. Setiap tahunnya, imunisasi telah membantu mencegah kematian 2 hingga 3 juta anak di Indonesia.
Semakin lengkap imunisasi yang diberikan pada anak, maka semakin baik pula perlindungan kesehatan anak dan tentunya juga akan berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan.
Dokter Spesialis Anak, Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan “untuk menghindari terjadinya serta meluasnya kasus Kejadian Luar Biasa (KLB), penting bagi orang tua untuk segera melengkapi dan mengejar imunisasi anak yang tertinggal tanpa harus mengulang jadwal imunisasi dari awal”.
Jadi kalau tertinggal, jangan sampai takut ya. Segera konsultasikan dengan dokter anak kapan bisa melakukan imunisasi catch up. Penting bagi anak untuk mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi anak. Orang dewasa pun juga lebih baik melengkapi imunisasi juga, nanti jadwal imunisasi dewasa maupun jadwal imunisasi anak saya sertakan di bawah. ???
Jika tidak mendapatkan imunisasi dasar, maka kemungkinan munculnya dan meluasnya KLB akan semakin tinggi.
Potensi wabah KLB dapat terjadi mengingat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti difteri dapat menular. Pada bulan November dan Desember 2021 lalu dilaporkan bahwa tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Barru mengalami kasus KLB difteri dan campak. Padahal penyakit-penyakit tersebut bisa dicegah dengan imunisasi.
Penyakit apa lagi yang bisa menyerang jika imunisasi tidak dilakukan? Ada di bawah ini ya :
Bedanya Imunisasi & Vaksinasi
Lantas, vaksinasi seperti vaksinasi Covid-19 itu tergolong imunisasi bukan sih? Untuk itu, saya sertakan penjelasan dari Kementerian Kesehatan tentang terminologi imunisasi dan vaksinasi ya. Semoga tidak ada yang keliru lagi.
Imunisasi : proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari penyakit tertentu. Biasanya dengan pemberian vaksin.
Vaksinasi : proses atau tindakan memasukkan vaksin ke dalam tubuh (disuntik, dimasukkan via mulut/oral) untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Proses pemberian vaksin inilah yang memulai proses imunisasi. Jadi jika kalian sudah melakukan vaksinasi Covid-19, artinya vaksin Covid-19 sudah masuk ke dalam tubuh yang akan memulai proses imunisasi terhadap Covid-19. Alhasil kita akan menghasilkan imunitas terhadap penyakit Covid-19
Jadwal Imunisasi Anak (Kemenkes & IDAI)
Kementerian Kesehatan memiliki jadwal imunisasi yang terdiri dari imunisasi hepatitis B, BCG, DTP, Hib, Polio, Campak, Rubela. Jadwalnya adalah sebagai berikut :


Sebagian besar vaksin tersebut telah masuk dalam program imunisasi nasional sehingga masyarakat dapat mengakses secara gratis melalui fasilitas kesehatan seperti Puskesmas maupun Posyandu.
Pada pertengahan tahun 2022 ini Kementerian Kesehatan juga akan menambahkan vaksin PCV untuk mencegah penyakit pneumonia dan Rotavirus untuk mencegah diare. Harus dimanfaatkan nih karena kedua jenis vaksin ini sangat amat membantu kesehatan bayi sejak nih.
Hal ini jelas merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah yang perlu diapresiasi. Karena dengan tersedianya vaksin ini, kita memberikan akses imunisasi dasar lengkap kepada seluruh anak-anak Indonesia dan memenuhi hak anak-anak untuk tetap sehat. Jadi makin mudah dan murah ya untuk lengkapi imunisasi anak Indonesia.
Selain itu, orang tua juga dapat merujuk pada jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jadwalnya adalah sebagai berikut :
Secara rinci, IDAI merekomendasikan :
- Anak berusia 0-12 perlu mendapatkan imunisasi vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus, Influenza, MR, JE, dan Hepatitis A.
- Anak usia 1-2 tahun, anak perlu diberikan vaksin MMR, Varisela, vaksin ulangan DTP-Hib-Hepatitis B.
- Anak usia 24 bulan, anak perlu menerima vaksin Tifoid. Beranjak usia 9 tahun, anak juga direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV dan Dengue.
Jadwal Imunisasi Dewasa (Kemenkes & PAPDI)
Eits, tidak hanya anak-anak saja. Tapi orang dewasa juga membutuhkan imunisasi. Yang sedang hits sekarang adalah vaksin untuk kanker serviks alias vaksin HPV. Ternyata, para wanita usia produktif juga membutuhkan ini loh.
Berikut adalah jadwal imunisasi dewasa yang disediakan oleh Kemenkes dan juga PAPDI. Semoga dicover asuransi ya atau tabungan kita cukup untuk mendapatkan semua vaksin ini, agar tubuh juga semakin sehat. AAMIIN YRA.


Long Life For All – Kolaborasi untuk Mempercepat Cakupan Imunisasi
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO mengatakan “melalui peringatan Pekan Imunisasi Dunia setiap pekan akhir bulan April ini kami mengajak semua pihak lintas sektor, pihak swasta, akademisi, organisasi kemasyarakatan, dan media untuk dapat menjadi penggerak serta turut mendorong pelaksanaan imunisasi yang berkualitas dan mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata sehingga dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.

Saat ini, juga dikembangkan kemitraan Pentahelix, yakni melibatkan:
- Unsur pemerintah baik dari sektor kesehatan maupun non-kesehatan
- Unsur pendidikan/perguruan tinggi (akademisi)
- Unsur private sector, seperti GSK
- Organisasi masyarakat sipil, seperti IDAI, NGO, LSM
- Peranan media massa, seperti kontribusi media dan blogger
GSK Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung upaya Pemerintah dalam membangun dan memelihara kesehatan masyarakat. Seperti yang disampaikan dr. Deliana Permatasari, Vaccine Medical Director GSK Indonesia, “kolaborasi public dan private dalam upaya untuk menyampaikan informasi ilmiah kepada petugas kesehatan dan juga masyarakat umum terkait imunisasi harus terus lakukan agar dapat mempercepat cakupan imunisasi lengkap terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) diantaranya seperti Difteri Tetanus Pertussis, Rotavirus, dan Pneumokokus”.
Terdapat juga gerakan Aku Tahu, Aku Mau dan Aku Mampu yang sedang dikembangkan, agar masyarakat umum lebih aware dan tau tentang pentingnya imunisasi.
- Aku Tahu adalah memberikan pengetahuan dan menyebarluaskan informasi yang benar, agar masyarakat mengetahui pentingnya imunisasi bagi kesehatan keluarga.
- Aku Mau adalah masyarakat mau melaksanakan imunisasi setelah tahu. Karena sadar akan pentingnya imunisasi, mereka melakukannya tanpa dipaksa.
- Aku Mampu adalah setelah masyarakat tahu dan mau maka masyarakat akan mampu mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Semoga dengan adanya berbagai program ini, masyarakat semakin melek akan pentingnya imunisasi dan mulai lengkapi imunisasi anak atau melakukan catch up vaksinasi yang tertinggal. Semoga kita bisa memberikan hak anak agar sekeluarga juga sehat selalu.?

Wah, senangnya ya dengan mengikuti webinar ini kita jadi lebih tau bahwa iminisasi ternyata bisa dikejar jika ketinggalan 🙂 Dampak pandemi besar sekali ya terutama urusan jadwal imunisasi yang tertunda. Idealnya parent punya reminder nih agar ga terlewat imunisasi anak2nya. Jangans ampai terkena penyakit2 berbahaya nantinya kan kasihan.
pandemi tuh memang bikin orangtua khawatir untuk membawa anaknya ke rumah sakit hanya untuk sekedar imunisasi. Tapi waktu terakhir anakku imunisasi lanjutan dikasih tau juga, kalau ada yang tertinggal gpp nanti bisa sambil jalan kok.
Jadi meski tertinggal, masih bisa dikejar ya imunisasinya? Daripada enggak sama sekali kaan.
imunisasi ini memang penting banget ya untuk melindungi anak kita dari penyakit yang berbahaya kayak campak gitu. kalau aku imunisasi anak ikut yang di posyandu aja sih selama ini
Saat hamil, melahirkan, dan punya bayi masih kecil saat pandemi tu selalu was was sekali.. Apalagi saat imunisasi seperti ini, pasti akan terkadi kontak fisik jg.. Tp kita tetap harus melengkapi imunisasi dasar untuk anak kita ya.. Mkasih remindernya kak..
Puji Tuhan,aku imunisasi anak dari bayi sampai balita kedua anak-anakku tidak ada yang terlewatkan ya
Selama maaa pandemi memang kita selalu was2 ya kalo mau k rmh sakit ataupun ketemu orang sdangkan anak2 butuh imunisasi dengan adanya seminar ini kita semua jadi dapat pencerahan tentang imunisasi yg sangat penting untuk anak
Pemberian imunisasi ini in syaa Allah aman.
Hanya beberapa golongan yang tidak imunisasi karena ada beberapa pendapat bahan yang digunakan belum halal. Jadi edukasi dari pemerintah selaku lembaga yang membuat produk imunisasi memang penting memberikan informasi yang benar terkait masalah ini.
wah pastinya awal-awal pandemi itu jadi bikin bingung banget ya mba, kalo mau vaksinasi anak, malah aku berfikir kitanya orangtua harus di swab dulu, ternyata engga yah. hehe. makasih infonya, jadi lebih tahu sekarang tentang, perbedaan vaksin, vaksinasi dan imunisasi itu.
Pemberian imunisasi aman ko, aku juga sudah vaksin booster karena saat ini memang harus melakukan vaksinasi, dan imunisasi sangat penting loh …
Imunisasi menjaga tumbuh kembang anak maksimal ya daya tahan tubuh anak jd lebih kuat kalau imunisasi lengkap
Alhamdulillah terakhir aku imunisasi anak waktu itu pas pandemi. Meski sedang pandemi emang kudu tetep lanjut kan imunisasi ya?
Setuju. Imunisasi dasar anak-anak harus lengkap biar anak-anak sehat. Kalo sakit pun ga berat2 amat ya. Anak sakit tuh bikin orangtuanya sedih dan capek.