Last Updated on December 22, 2020
Helloooo, I’m going to continue my pregnancy journal today 🙂 Alhamdulillah sekarang saya sudah memasuki trimester ketiga. Trimester dimana badan sudah mulai berubah menjadi pegal-pegal, ngilu-ngilu dan campur aduk rasanya!
Saya coba deskripsikan perasaan dan kondisi saat memasuki trimester ketiga di blog post ini yaa. If you would like, please read along 🙂
Kondisi Ibu Memasuki Trimester Ketiga
Alhamdulillah selama awal trimester ketiga ini saya sehat-sehat saja. Nafsu makan sih yang terlihat meningkat. Pengen makan ini itu dan harus ngemil! Makanya penting banget bagi ibu hamil untuk punya stock cemilan sehat seperti biskuit atau buah.
Katanya disarankan setiap 3 jam sekali makan sesuatu agar tidak lemas plus ibu dan bayi terus mendapat asupan energi. One other thing that I am craving for is cake! Pengen yang manis-manis terus…
Saya juga masih aktif nyetir sana-sini karena memang harus menjadi asisten praktikum di IPB dan harus membeli barang-barang bayi yang belum beres dibeli. Sejauh ini masih nyaman-nyaman saja nyetir tapi tetap ga betah kalau kena macet karena punggung cepat pegal-pegal.
Punggung cepat pegal ini juga terjadi di rumah dan bikin ga betah ngapa-ngapain! Cara yang ampuh buat ngilangin pegal-pegal bagi saya adalah untuk mengoleskan freshcare ke punggung. Saya juga menggunakan cara itu jika ingin tidur pulas pada malam hari hehehe.
Hal lain yang terjadi pada masa 31-33 minggu adalah pegal dan ngilu di perut bagian bawah. Yaa, semacam lagi PMS sih. Kata beberapa sumber di internet dan teman-teman yang sudah mengalaminya, itu adalah tanda kepala bayi lagi bersiap-siap masuk ke panggul. Wah ternyata seperti ini sakit yang dinanti-nanti (ga sabar nanti Februari ketemu Baby!).
Saya juga bersiap-siap belajar banyak soal fase melahirkan dan pasca-melahirkan. Untungnya saya membeli banyak buku dengan harga yang hemat berkat suka ngubeg-ngubeg tumpukan sale Gramedia hehehe. Review buku-buku tersebut menyusul ya!
Kondisi Bayi Memasuki Trimester Ketiga
Kontrol trimester ketiga jatuh pada tanggal 1 Desember 2016 saat usia kandungan 29 minggu 1 hari menurut tanggal HPHT. Saya dan Arga memutuskan untuk check di RS Hermina Bogor karena kami berencana akan melahirkan disana.
Setelah menghubungi teman saya yang kerja di RS Hermina untuk booking (alhamdulillah ada kenalan di bagian front desk! hehehe), saya mendapat nomer 6. Setelah sampai RS Hermina, saya langsung mendaftar ulang dan mengambil buku rekam medis. Kemudian saya ke nurse station dan diperiksa berat badan serta tekanan darah. Ternyata berat badan saya turun dari bulan kemarin dan tekanan darah masih berkisar 110/70.
Baby alhamdulillah sehat dan kepala masih dibawah. Ketuban juga oke. Hanya kepala belum masuk panggul. Semuanya baik-baik saja namun tetap ya bayi masih besaaaar hahaha. Dicheck dari ukuran sih memang seukuran bayi berumur 31 minggu. Beratnya saja 1.7 kg ckckck.
Saya agak panik namun dr. Gharini bilang saya tidak perlu diet dan sebagainya karena masih tidak apa-apa, ada masanya bayi tumbuh cepat dan besar namun akan stagnan di kemudian hari.
Oiya, kami tidak lupa juga untuk meminta surat dokter yang mengizinkan saya naik pesawat karena tanggal 9, saya dan Arga akan ke Madiun untuk pengajian 7 bulanan Baby sekalian liburan! Hore! Oiya, ternyata di Hermina mahal ya untuk cetak hasil USG. Biaya check USG dan cetak 2 lembar saya mencapai Rp. 250.000,-! Hmmm, better not print it out next time. Lumayan buat beli baju bayi hahaha.
Check juga Jadwal Dokter Kandungan (SpOG) di Bogor dan Biaya Check Up
Meminta Surat Izin Naik Pesawat Terbang untuk Ibu Hamil
Pemeriksaan berikutnya kami lakukan di Madiun karena terpaksa hahaha. Maskapai yang akan kami tumpangi mensyaratkan bahwa harus ada surat dari dokter maksimal 3 hari sebelum keberangkatan (tanggal 13 Desember). Sedangkan surat dari dokter di Bogor bertanggal 1 Desember…
Alhamdulillah flight dari Solo sekitar jam setengah 6 sore sehingga bisa berangkat siang dari Madiun. Alhasil, paginya saya dan Arga mengunjungi klinik dan RS untuk meminta surat dokter. Hasilnya nihil karena ga ada dokternya hiks.
Check Kandungan di dr. Djoko Prajitno, SpOG Madiun
Namun salah satu bidan di RS memberitahu bahwa persis diseberang RS Soedono ada dokter kandungan yang praktek yaitu dr. Djoko Prajitno, SpOG. Kami akhirnya pergi ke tempat prakter dr. Djoko (tinggal nyebrang) dan langsung mendaftar untuk dicheck. Alhamdulillah kami hanya menunggu sekitar 5 menit dan diperbolehkan masuk ke ruang praktek.
Arga menceritakan kondisi kami yang butuh surat dokter untuk izin terbang dan dr. Djoko langsung menyuruh saya untuk di USG. Mungkin karena lowong dan tidak terburu-buru seperti dr. Gharini, di tempat praktek dr. Djoko saya di USG cukup lama.
Usia kehamilan saya kurang lebih 30 minggu 6 hari. dr. Djoko sangat detail dalam memeriksa dan menunjukkan bagian-bagian dari Baby dan menjelaskannya secara rinci ke kami berdua. Alhamdulillah masih sehat dengan berat sekitar 1.8 kg 🙂
Plasenta saya agak rendah namun masih bisa melahirkan normal. Kami tidak meminta print USG karena hari Kamisnya akan check lagi. Total biaya yang dikeluarkan? Hanya Rp. 90.000,-! Lumayanlah dapat referensi dokter kandungan oke di Madiun. Saya merasa puas dengan penjelasannya dan dokternya cukup ramah meskipun kalem.
Mulai Kandungan Check 2 Minggu Sekali
Pada hari Kamis tanggal 15 Desember 2016, saya memeriksa kandungan lagi ke RS Hermina. Pada pertemuan sebelumnya, dr. Gharini menyatakan bahwa sudah masuk masanya check kehamilan setiap 2 minggu sekali! Things are starting to get real!
Setelah mendaftar via telpon beberapa hari sebelumnya, saya mendapat nomor urut 10. Cukup melelahkan ya menunggu di RS Hermina karena dokternya telat dari tempat praktek sebelumnya. Sambil mengisi waktu luang, saya dan Arga pergi ke konselor melahirkan untuk menanyakan harga paket melahirkan sekaligus booking kamar di RS Hermina untuk Februari. Selain di Hermina, saya juga bertanya-tanya di RS lain. Tunggu post khusus untuk harga persalinan ya! 🙂
Akhirnya saya dipanggil untuk diperiksa sekitar jam 9 malam hahaha. Setelah check USG ternyata bobot bayi sudah lumayan normal untuk umurnya, alhamdulillah. Bobot Ibu juga tidak bertambah meskipun makan banyak di Madiun kemarin hahahaha.
Plasenta agak rendah cuman tidak akan mengganggu jalan persalinan. Namun ketuban sudah agak ngepas lagi jadi disarankan minum yang banyak. Disini kami melihat profile Baby meskipun secara 2D. Ternyata hidung dan mulut mirip saya dari samping kata suami hahahahaha. Makin ga sabar ketemu! 🙂
Sebenarnya pengen diperiksa 4D tapi dr. Gharini tidak menyarankan. Hmm, tapi jadi pengen juga nyoba di dokter lain siapa tau bisa check 4D. Oiya, kami menyatakan bahwa USG tidak usah diprint sehingga kali ini harga check ke dokter hanya Rp. 150.000,- saja (harga konsultasi dokter).
Pemeriksaan berikutnya adalah tanggal 29 Desember 2016, tepat beberapa hari sebelum tahun baru. Usia kandungan saya berumur 33 minggu 1 hari menurut HPHT. Kali ini saya dan suami memutuskan periksa di RB Azzahra karena dekat rumah, jadwalnya lebih sore dan malamnya saya akan pergi bersama orang tua jadi tidak bisa ke Hermina.
Saya dicheck tensi dan berat badan (tensi masih sekitar 100/80 dan berat cuman naik 400 gram dari 2 minggu sebelumnya hore!) kemudian menunggu dipanggil ke ruang dokter. Setelah dicheck, dokter cukup senang dengan kondisi Ibu dan Baby, alhamdulillah 🙂
Berat Ibu dan bayi cukup ideal (akhirnya Baby ga kegedean ya! hahahahah) dan kondisi cukup bagus. Hanya saja kepala baby masih serong dan belum masuk ke panggul. Minum air putih harus tetap dipertahankan karena mulai minggu ke 35 akan mulai menurun. Bismillah semangat ya Baby biar normal! Yuk, sama-sama berjuang untuk lahiran 🙂