Last Updated on August 22, 2020
Helloooo all!
Akhirnya Rio mencapai umur 8 bulan pada tanggal 8 Oktober kemarin. Ga kerasa banget udah 2 bulan plus plus Rio makan MPASI hehehe. Yang kerasa sih bikin makanannya. Memasuki masa MPASI ini berarti Rio sedang belajar untuk makan makanan keluarga yang akan dia makan sehari-hari. Well, disini saya menganut paham “Go Local” alias belilah bahan makanan di tukang sayur terdekat hahaha. This really helps me a lot! Well sekali-kali bolehlah yaa makan salmon, kale dan bahan-bahan organic. Namun lama-lama kan sedih dompet Ibu Bapak, nak. Jadilah andalan saya dalam memberikan makan Rio adalah bayam, ikan kembung, ayam kampung, wortel, tomat, tempe dan tahu. Indonesia banget ya? Hehehe.
Baca Memilih Protein Hewani Berkualitas
Memasuki fase makan segalanya ini, Rio juga masih dalam fase oral. Fase oral adalah tahap perkembangan area oromotor (otot daerah mulut dan pencernaan) yang berpengaruh pada perkembangan lainnya seperti berbicara dan makan. Fase ini biasanya dimulai sekitar bayi lahir hingga 18 bulan. Nah di fase ini, segala macem benda yang dipegang cenderung akan dimasukkan ke mulut atau dijilat. Kadang kecolongan juga sih Rio menjilat atau mengemut meja booster seatnya, haduh!
Sebagai ibu baru, agak deg-degan juga sih karena untuk pertama kalinya, berbagai macam makanan baru masuk ke dalam perut Rio. Selain itu, meskipun saya sudah mencoba sebisa mungkin untuk bersih, masih ada kemungkinan bakteri masuk ke dalam tubuh Rio karena memasukkan atau menjilat barang yang kurang bersih. Takut Rio akan sakit dan kena diare, karena rata-rata bayi berusia dibawah 2 tahun terserang diare lebih dari 3x setahun. Hiks.
Baca Tips Melindungi Anak dari Kuman
Menurut Alodokter.com, di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) dengan persentase mencapai lebih dari 30% dan sekitar 25% pada balita berumur 1-4 tahun. Cukup seram ya jika balita kita terkena diare, angka kematiannya ternyata cukup tinggi. Tidak hanya dari makanan dan benda kotor saja diare bisa menyerang anak kita. Untuk lebih lengkapnya,silahkan simak gambar dibawah ini yaa.
Wah ternyata cukup banyak yaaa penyebab diare! Diare ini cukup “ganas” terhadap bayi dan balita karena dapat menyebabkan dehidrasi ringan hingga dehidrasi berat. Setiap orang tua perlu mewaspadai terjadinya dehidrasi pada bayi yang sedang diare karena kondisi ini dapat dengan cepat memperburuk kondisi tubuh bayi. Terdapat beberapa gejala dehidrasi pada bayi yang patut dikenali dengan jelas, seperti:
- Kondisi mulut kering.
- Tidak ada air mata yang keluar saat menangis.
- Buang air kecil lebih sedikit dibandingkan biasanya.
- Kulitnya yang terasa lebih kering.
Gejala diare lainnya adalah :
Kita harus peduli dengan kesehatan cerna kita, terutama anak kita, agar tidak terkena diare. Saya ingat membaca postingan ibu-ibu satu grup Whatsapp yang anaknya terserang Rotavirus. Duh, dalam sehari bisa lebih dari 10 kali muntah dan BAB! Alhasil harus masuk ke rumah sakit dan sempat kritis karena mengalami dehidrasi berat. Jika sudah diare (namun dalam tahap ringan), jangan berikan makanan yang membuat diare semakin buruk. Contohnya air gula, jus buah, susu, minuman bersoda dan makanan yang digoreng. Gula yang tidak terserap dapat menyebabkan lebih banyak cairan ke usus sehingga memperparah kondisi diare yang sedang dialaminya. Selain itu, ketahui makanan atau faktor apa yang membuat bayi diare. Hindari memberikan makanan tersebut untuk bayi dan ganti susu formula (jika menkonsumsinya) apabila diare terhadap merk tertentu.
Nah, sekarang saya ingin membagi tips cara mencegah diare, terutama pada bayi dan anak-anak, yaitu
:
- Mencuci tangan secara rutin, terutama sebelum bermain dengan bayi dan setelah bermain.
- Jaga laintai dan benda-benda yang dipegang selalu bersih.
- Jaga kebersihan dan kesterilan botol susu, empeng dan alat makan yang digunakan.
- Perhatikan kebersihan makanan dan minuman yang diberikan.
- Mengkonsumsi suplemen probiotik, yaitu bakteri baik yang efektivitas dan keamanannya sudah terbukti secara klinis dan diakui oleh BPOM.
Poin terakhir menarik nih untuk dibahas. WHO mendefinisikan probiotik sebagai bakteri baik yang dapat hidup di saluran cerna dan bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, dapat memberikan manfaat kesehatan signifikan bagi penggunanya. Perlu ditekankan bahwa probiotik bukan obat yaa, BPOM Indonesia juga mengkategorikan probiotik sebagai suplemen makanan, bukan obat. Pada dasarnya, manfaat probiotik yang paling diketahui adalah mencegah dan melawan kolonisasi bakteri jahat di saluran cerna serta menurunkan risiko berbagai penyakit saluran cerna seperti diare. Salah satu jenis probiotik yang terkenal sejak awal dekade ke-20 adalah genus Lactobacillus.
INTERLAC® adalah probiotik dari PT Interbat yang merupakan pilihan dokter di lebih dari 90 negara. Produk ini merupakan satu-satunya produk suplemen probiotik di Indonesia yang mengandung Lactobacillus reuteri Protectis, sebuah solusi aman dan efektif untuk berbagai macam gangguan saluran cerna. Interlac juga memenuhi semua syarat probiotik baik dari WHO dan dikenal di kalangan medis sebagai Live and True Probiotic. Apa aja sih syarat probiotik yang baik menurut WHO?
Keamanan Interlac sudah teruji klinis untuk segala usia mulai dari 2.000 bayi prematur, 5.000 bayi dibawah usia 3 tahun, 2.500 anak dan remaja berusia 4 sampai 18 tahun, dan 3.600 pasien dewasa. Aman deh tanpa efek samping. Formulasi Interlac juga sama sekali tidak mengandung laktosa sehingga dijamin aman untuk bayi sejak hari pertama kelahiran, termasuk bayi yang lactose-intolerant.
Manfaat Interlac antara lain adalah :
- Menjaga kesehatan saluran cerna
- Terapi dan pencegahan diare, konstipasi, regurgitasi (gumoh) dan distensi abdomen
(kembung) - Terapi dan pencegahan infeksi candida (jamur)
- Terapi dan pencegahan kolik infantil (tangisan berlebih pada bayi berusia dibawah 4 bulan
yang disebabkan oleh gangguan pencernaan) - Terapi dan pencegahan NEC (Necrotizing Enterocolitis), penyebab kematian nomor satu pada
bayi lahir prematur - Meningkatkan sistem imun, mencegah alergi dan meningkatkan daya tahan tubuh
- Mendukung perkembangan neurologi (syaraf) yang optimal pada bayi
- Terapi functional abdominal pain (sakit perut) pada anak-anak
- Mengurangi efek samping penggunaan antibiotik
- Terapi pendamping antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylor
Wuih banyak yaa! Yang paling mencolok adalah fungsi Interlac sebagai terapi diare. Produk ini dapat memberikan penyembuhan lebih cepat, mengurangi frekuensi diare dan mengurangi resiko terkena diare. Sebanyak 74% bayi yang memakai Interlac sembuh dari diare pada hari kedua, dibandingkan dengan hanya 19% pada grup kontrol atau placebo. Pada uji klinis selama 12 minggu pada 201 bayi, pemberian INTERLAC® menurunkan angka kejadian diare sebesar 74.6%. Selain diare, pemberian Interlac ternyata juga bermanfaat mengurangi angka kejadian demam sebesar 79.5%. Canggih!
Baca Penanganan Bayi Saat Batuk, Pilek & Demam – Rio’s Experience
Tampilan depan dan belakang beberapa produk Interlac
Selain Interlac tetes untuk bayi, ternyata ada varian serbuk dan chew tablets untuk anak-anak dan orang dewasa loh. Pemakaiannya juga mudah, cukup 1x sehari. Beberapa teman saya memakai ini karena memang ampuh jika anaknya diare. Wah, terbukti kan Interlac Probiotics – Healthy Tummy Happy Baby, membuat bayi memiliki pencernaan yang sehat. Wajib ada di kota P3K nih! Jika penasaran ingin beli dimana, silahkan cari Interlac di Guardian, apotek terdekat, Halodoc, Go-Med
App & Lazada.co.id. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi website dan social media
Interlac di :
Website : www.interlac-probiotics.com
Instagram : @interlacprobiotics
Facebook : interlacprobiotics